Udah tengah bulan gini kok masih Bienvenue!
Awal bulan ini, saya kembali bertugas penuh sebagai ibu rumah tangga dan kembali ke Padang. Bagaimanapun juga, Agustus yang sangat indah di rumah Andung (panggilan anakku untuk ibuku) di Riau tetaplah harus berakhir. Hiks. Sekarang kembali ke ritme semula: 24/7 ngurus suami dan anak. dan saya pun berusaha menjadikan satu hari jadi 25 jam agar bisa memasukkan jadwal menjahit. hahah, seriously.
Ini juga berarti salam perpisahan untuk Janome-nya Ndung dan kembali bersama Singer-ku. Artinya, jahit-menjahit baju minggir dulu, dan kembali berkutat dengan jahit-menjahit tas.
Sedikit opini tentang kedua mesin jahit tersebut:
Sedikit opini tentang kedua mesin jahit tersebut:
Kelebihan: semuanya otomatis dan satu langkah (lubang kancing, pasang kancing, beberapa motif embroidery), ada pengatur kecepatan dari paling lambat sampai paling cepat, 60 motif jahitan yang semuanya memuaskan, pengatur tensi bisa otomatis. Menjahit baju jadi mudah dan cepat.
Kekurangan: suka protes kalau menjahit berbahan denim ke atas, apalagi di bagian lipatan. Sudah ganti jarum padahal.
Kelebihan: kuat! jahit yang tebal-tebal mantap.
Kekurangan: semi-otomatis, pengaturan tensi benang masih manual (harus dicoba dulu sebelum menjahit), Kenceeeeeeeeeeeeng banget ga ada pengatur kecepatan, semuanya tergantung injakan pedalnya.
Ini review ala saya penjahit pemula lho, kalau yang sudah pro, hal-hal di atas mungkin dianggap sebagai kecengengan dan kemanjaan (hahah biarlah ga apa-apa saya jadi penjahit manja T_T)
Singer ini adalah hadiah dari Andung dan saya selalu mengalami love-hate relationship dengannya. Kemarin dulu pun sempat berantem dengan si Singer ini waktu menjahit chiffon. Sampai detik ini saya tidak menjahit apa pun degan bahan dasar semacam itu dengan Singer. Saya mulai jatuh cinta dengannya setelah belajar menjahit tas dan celana bahan jeans. Walaupun harus ngatur-ngatur tensi, tapi saya tidak menemui masalah sewaktu menjahit bagian lipatan yang tebal.
Untuk pemula, saya tidak merekomendasikan Singer HD118C. Ga enak buat belajar jahit. Kalo udah bisa jahit sih ga masalah.
Jadi itulah kisahnya kenapa saya hanya menjahit tas di Padang dan hanya menjahit baju saat di kampung. Memang manja lah saya ini. Pengen cepat-cepat pintar jahit, supaya ga pilih-pilih mesin lagi :).
Oia ini tas pertama saya yang saya buat beberapa bulan yang lalu:
Waktu itu, saya tergila-gila dengan bowling bag. Baru pertama membuat tas pun, saya udah uji nyali dengan teknik piping dan cara menjahit lining yang rapi (sok kepengen keren nih "_"). Alhamdulillah, jadinya lumayan dan saat itu pun Singer sedang baik perangai. Lain kesempatan akan saya buat lagi yang seperti ini.
Sampai jumpa di jahitan selanjutnya,
Bisous,
No comments:
Post a Comment